Di bawah Zinedine Zidane tim dibentuk untuk mengekstrak gol dari Cristiano Ronaldo. Di semua kompetisi dia mencetak 44 kali musim lalu. Dia mungkin telah disebutkan di sisi kiri serangan Real Madrid tetapi dia jelas tidak bermain di sana.
Hari-hari ketika Cristiano Ronaldo menyerang kembali penuhnya dan cambuk di salib atau tembakan saat gerakan menyerang utamanya sudah lama hilang. Dia seorang striker dan yang cukup bagus pada saat itu.
Permainannya telah menjadi sekitar kali pertama naluriah, pandai berjalan ke kotak dan antisipasi. Terlebih lagi, diperlukan sisa individu yang ditetapkan dalam formasi menyerang untuk memenuhi kebutuhannya. Pencetak gol terbanyak Real Madrid musim lalu adalah Gareth Bale dengan 21 dan dua di antaranya datang di final Liga Champions melawan Liverpool.
Tim Jurgen Klopp melakukan pekerjaan yang baik dalam menjaga Cristiano Ronaldo terbelenggu tetapi itu menunjukkan kekuatan kedua yang membuatnya berada di barisan. Bahkan jika dia ditandai dengan baik maka itu memberi ruang terbuka bagi orang lain untuk bekerja. Sekali lagi, Real Madrid telah kehilangan umpan penting dalam serangan mereka. Di antara para pemain yang saat ini mereka pekerjakan, tidak ada seorang pun yang bisa melakukan apa yang Cristiani Ronaldo lakukan baik di depan gawang atau hanya untuk mengingatkan pertahanan oposisi dengan kehadirannya.
Mungkin pelatih baru Julen Lopetegui akan berusaha untuk menempatkan Marco Asensio di sebelah kiri, di mana pemain muda Spanyol yang menjanjikan telah bermain bagus, terutama dalam kembali Liga Champions melawan Paris Saint-Germain musim lalu. Marco Asensio kaki kiri akan menjadi ancaman langsung pada sisi serangan itu dan tidak akan membawa hadiah pemburu yang didapat Cristiano Ronaldo selama bertahun-tahun.
Dalam hal apapun, Karim Benzema terlalu jinak maju untuk dilayani sebagai prinsip utama serangan itu. Dia tidak memiliki kekejaman seorang Edinson Cavani atau Robert Lewandowski. Dia telah terbiasa hidup sebagai fasilitator untuk Cristiano Ronaldo atau Gareth Bale dalam serangan Real Madrid. Mengubahnya menjadi No.9 yang tak kenal lelah akan memakan waktu dan tidak ada jaminan dia bisa melakukannya.
Kesulitan untuk Real Madrid adalah bahwa saat ini tampaknya tidak mungkin mereka akan masuk untuk pusat lain ke depan di jendela transfer ini. Dalam hal itu, Lopetegui mungkin harus bekerja dengan apa yang dia miliki.
Zidane juga terbiasa membuat drama di Isco di belakang Benzema dan Cristiano Ronaldo musim lalu. Dan mengingat profil kedua pemain itu, sekali lagi tampak meragukan bahwa Lopetegui dapat mereplikasi sistem itu dengan skuad yang ada di situ saat ini.
Yang membawa kita ke Eden Hazard, pemenang gelar ganda Chelsea yang tidak membuat rahasia musim panas ini tentang keinginannya untuk pindah ke Real Madrid. Berbicara setelah pertandingan medali perunggu Belgia di Piala Dunia, ia mengungkapkan kepada wartawan bahwa ia merasa waktunya sudah tiba di Stamford Bridge.
Setelah enam tahun yang indah di Chelsea mungkin saatnya untuk menemukan sesuatu yang berbeda, katanya di St Petersburg. Tentu saja, setelah Piala Dunia ini. Saya bisa memutuskan apakah saya ingin tetap atau pergi, tetapi Chelsea akan membuat keputusan akhir jika mereka ingin membiarkan saya pergi. Anda tahu tujuan yang saya sukai.
Untuk kapten Belgia, langkah itu masuk akal. Dia 27 tahun dan memiliki desain untuk memenangkan Liga Champions. Itu tidak mungkin bagi Chelsea saat ini mengingat bahwa mereka tidak ada di dalamnya. Peluang seperti Real Madrid tidak sering datang dalam karier pemain dan dia tampaknya bertekad untuk mengambilnya.
Dan dengan Cristiano Ronaldo dijual, ada celah di barisan Real Madrid yang bisa diisi oleh Galactico baru seperti Hazard. Namun dia tidak akan menggantikan penandatanganan Juventus baru. Dia tidak dapat menggantikan tujuan-tujuannya, kepribadiannya, auranya. Real Madrid akan memainkan gaya sepakbola baru jika mereka akhirnya pergi untuk Hazard.
Ia membuktikan selama Piala Dunia bahwa ia memiliki pemain ganti untuk melakukan pekerjaan untuk tim yang diperlukan. Dia tampil tinggi dan lebar dalam 3-4-3 bersama Dries Mertens dan Romelu Lukaku. Dia juga menampilkan beberapa meter lebih jauh ke belakang ketika Roberto Martinez memilih untuk menggunakan Kevin De Bruyne sebagai No.9 palsu melawan Brasil di perempat final. Dia juga bermain dalam kemitraan dengan Romelu Lukaku meskipun dari kiri di kekalahan semifinal ke Prancis.
Mantan bos Spanyol Lopetegui berganti-ganti antara 4-2-3-1 dan 4-3-3 selama kampanye kualifikasi Piala Dunia. Dia ditolak kesempatan untuk menampilkan karyanya di panggung global yang telah dipecat pada malam menjelang turnamen untuk apa yang FA Spanyol katakan sedang bernegosiasi dengan Real Madrid di belakangnya.
Dia menggunakan kombinasi Isco, Marco Asensio dan David Silva pada posisi di sisi kiri serangan. Tidak ada yang bisa digambarkan memiliki profil mirip Cristiano Ronaldo tetapi ada beberapa kesamaan dengan bagaimana Hazard bekerja.
Satu hal yang pasti, hari-hari satu pemain mencetak 50 gol musim untuk Real Madrid menghilang bersama Cristiano Ronaldo. Dan apakah itu Bahaya atau solusi dari para pemain di buku semuanya akan menjadi musim depan yang jauh berbeda.
BACA JUGA : PREDIKSI BOLA AKURAT DAN TERPERCAYA
0 komentar:
Posting Komentar